Mengatakan sebuah kebohongan pada orang lain itu sungguh tidak mengenakkan pun mengatakan "Aku baik-baik saja" di depan semua orang juga lama-lama semakin menyiksa Pada hari itu, aku belajar mengukir senyum di depan semua orang yang kutemui padahal ada benang kusut yang berkelidan di dalam kepala "Mengapa hidup ini harus berkawan dengan resah ?" Tanya itu terus saja hadir dan tak mudah bagi ku untuk menemukan jawabannya. Bagai bola yang terlempar memantul-memantul, namun menyembunyikan suaranya, menjalar ke jantung berdegup lebih cepat, membuat napas ku tesengal lebih cepat dan tentunya tangis ku pun sering terisak. Namun, untuk orang-orang sekitarku, aku tengah rapat menyimpan semuanya sendirian. Awalnya nyaman, lama-lama aku tertekan. Tapi, semoga ini menjadi jalanku untuk menjemput pertolongan-Nya; Dia, tempat pulang siapapun yang dikunjungi resah diam-diam. Lalu aku kembali bertanya pada diri sendiri Apa yang meresahkanku mungkin sama dengan yang meresa