Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Diary

Gambar
"Jika tak sanggup ucapkan, maka tuliskan"  Lebih kurang begitu lah kata ibu, ketika ibu pertama kali mengenalkan tentang buku "diary" pada ku Aku hanya melihat bingung tentang buku kecil yang aku anggap aneh waktu itu Aku masih berfikir apa yang bisa di tuliskan di buku sekecil itu ? Dalam lamunan pertanyaan itu, suara ibu kembali menyadarkan ku "Mulai sekarang apapun yang terjadi dengan kakak, apapun yang kakak rasakan, kakak tulis disini ya" Aku fikir waktu itu ibu tidak mau lagi mendengar kan cerita ku, celotehan ku atau pun semua cuap cuap receh dari ku Dan ternyata, aku baru sadar ibu mulai mengenalkan diary itu karna seiring bertambahnya usia ku, memaknai sendiri hal yang terjadi dalam hidup lebih menarik dibanding terus bercerita dan kembali mengeluh Ada beberapa part di rentang kisah ku, yang terkadang membuat aku tersipu malu, jangan kan untuk menceritakannya, mengingatnya saja sudah membuat pipi ku memerah pada waktu itu,

Belajar dari Petani Sawah

Gambar
Barangkali ada kisah tidak utuh yang kita pahami tentang makna perjalanan. Entah sejak kapan, perjalanan bagiku menjadi obat mujarab untuk kembali merajut syukur. Sederhana saja, entah dari pemandangan yang benar-benar hanya bisa dinikmati oleh mata sendiri, lalu terlihat begitu biasa di layar hp ketika pemandangan itu ditangkap dengan kamera hp. Atau tentang tempat-tempat bersejarah yang dikunjungi, juga sekelumit perjuangan yang melebur diantara deru-deru langkah kaki. Kemudian kita berbondong-bondong mengira bahwa perjalanan adalah soal kehendak diri, dan pergi adalah sebab kehendak itu menggerakkan langkah kaki yang diridhoi mimpi-mimpi.  Mari berbicara dunia setelah wisuda.:") Semenjak November 2017 lalu, maka Juli di 2018 ini adalah bulan ke delapan aku memaknai kalimat “ Welcome to the jungle ”, kata-kata yang sering aku terima tepat setelah aku resmi menyandang gelar S.Psi. Ternyata ada benarnya juga, kehidupan setelah kuliah itu ga senyaman zona kampus, dimana

Barangkali

Barangkali kita yang terlalu berharap, lantas kecewa ketika sesuatu yang diharapkan tidak di dapat Barangkali kita yang memberikan ekspektasi tinggi, standar yang tinggi, lantas kembali kecewa ketika realita yang di hadapi tidak lah sesuai ekspektasi Barangkali kita yang terlalu sibuk merangkai cerita sendiri, lantas sibuk menerka bahwa semua akan berakhir sesuai prasangka diri Kita terlalu egosentris, memandang sesuatu hanya dari sudut pandang kita Kita pun kembali merasa miris ketika harapan baik tak berbalas oleh orang yang kita anggap baik Barangkali kita yang sibuk menghakimi, dan kembali lupa sesuatu terjadi akibat ulah diri sendiri Barangkali kita yang kurang introspeksi, karna diri sudah merasa lebih baik Barangkali sampai saat ini kamu masih sibuk dengan semua terkaan mu, lantas menyalahkan orang lain atas persepsi yang tak kunjung berujung temu Barangkali, kamu hanya berputar putar pada pikiran yang sama lantas merasa sudah bertumbuh lebih baik Barangkali yan