Nafkhatul Wahidah

18 Desember 2023 Hari ini lelaki baik yang aku sebut "Suami" itu, berulang tahun Pertanda bahwa usianya bertambah, namun waktunya semakin berkurang. Hari ini untuk ke-tiga kalinya aku mengucapkan “Barakallah fii umrik” untuknya, dan untuk ke 2 kalinya aku merayakannya dengan jarak yang cukup jauh, 986,7 km lebih kurang. Kalau 2 tahun lalu kita berjarak Jakarta-Bandung, sekarang kita berjarak Sumatera Barat-Nanggroe Aceh Darussalam. Semoga apapun kondisinya, aku bisa “merayakan” apapun perihal tentangnya, perihal laki-laki baik yang berperan menjadi apapun dan siapapun dalam keluarga kecil ini. Barakallah fii umrik, sayang. You are the best man out of all the men i have seen, setelah papa tentunya hehe. Berani megambil peran dan bertanggung jawab untuk setiap peran itu di usia yang aku katakan masih muda. Semoga semua lelahmu menjadi Lillah, peluhmu menjadi pahala yang tak terhingga. Semoga di usia ini dan selanjutnya Allah beri rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warohmah s

  “Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”.  (Qs. an-Nur [24]: 32) Ini janji Allah Dan setelah menikah, kami rasakan betul bahwa janji Allah itu nyata Aku ingat betul di saat uda datang ke rumah, meminta ku secara hormat kepada kedua orang tua ku. Jangankan membicarakan apa yang sudah dimiliki, tesisnya saja waktu itu masih dalam progres. Tapi dengan yakin dia menunjukkan kesungguhannya. Sempat ada pertanyaan dari ayahku pada uda, setelah ini mau kemana ? Dan jika menikah akan tinggal dimana ? Pertanyaan standar yang diajukan oleh seorang ayah untuk memastikan bahwa anak perempuannya memang akan bersama pria yang bertanggung jawab. Kata uda waktu itu, " Semua pertanyaan ayah hanya dijawab dengan modal insyaAllah, e

"Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku. Pada hari kelahiranku, pada hari kematianku dan pada aku dibangkitkan hidup kembali" (QS.Maryam : 33)  Di hari berkurangnya usia ku hari ini, doaku sederhana :  "Semoga aku dan suamiku Allah izinkan untuk terus mendampingi anak-anak kami sampai mereka tumbuh dewasa dan bermanfaat untuk umat, semoga Allah beri kami umur panjang lagi berkah untuk terus membersamai anak-anak kami, sehingga kami mampu mencetak generasi terbaik dunia akhirat", Aamiin. 

Euum kali ini apreciation post dulu untuk pak suami  🌹 Karna baru tau rasanya dicintai dengan tulus tanpa syarat sama orang yang bahkan sebelumnya ga ada hubungan apa apa dengan kita  Euum mulai cerita dari mana ya heheh .... Yaaa..... Yang aku pikir cinta itu akan semakin bertambah dengan sebuket bunga, dinner tempat mewah, jalan jalan happy happy, kata kata romantis tiap saat... Ternyata setelah menikah yang di butuhkan seorang istri itu lebih dari sekedar itu Tapi tetap perlu ada sih ehehe, namanya juga merawat cinta wkwkwk Kita tuh butuh sosok suami yang paham betul dengan posisinya, perannya, tanggung jawabnya Posisinya sebagai kepala keluarga, posisinya sebagai anak bagi orang tuanya, abang bagi adik adiknya, posisinya sebagai orang yang sudah dianggap berdaya di dalam masyarakat Terus paham akan perannya  Perannya sebagai suami, Perannya sebagai ayah Dan yang pasti tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga, ini berat sih Dunia akhirat pertanggung jawabannya :")

  Seperti tulisan tulisan ku sebelumnya Selalu aku katakan "Suatu hari aku ingin seperti ibu" Karna aku begitu mengagumi nya, mengagumi caranya menjadi ibu, menjadi tempat pulang bagi seluruh anggota keluarga 5 Januari 2023 Perannya bertambah, gelar baru pun disematkan padanya "Nenek" Hari itu, ibu resmi memiliki cucu pertama. Namanya Nahya Istari Afwa Cucu kesayangan ibu yang bahkan sudah lama ibu tunggu kehadirannya. Tapi tetap saja, penambahan peran itu semakin membuat ibu begitu elegan. Aku melihat sendiri, bagaimana ibu cekatan sekali dalam mengasuh cucunya. Bagaimana ibu mengajarkan aku secara perlahan memperlakukan si bayi mungil ini. Mengajarkan menggendong, tehnik menyusui yang benar, membangun bounding, mengganti popok dll. Menjaga ku dari kondisi-kondisi pemicu baby blues pada ibu yang baru melahirkan. Semakin aku mendalami peran baru ku, semakin aku mengagumi sosok wanita yang Nahya panggil "Uwo" itu. "Memang menjadi seorang ibu itu b

  Beberapa hari lalu, seorang teman bertanya "Bagaimana hari hari mu setelah menjadi ibu baru ?" Lalu dengan yakin aku menjawab "Aku bahagia, aku rasa aku berhasil melewati masa masa baby blues, karna aku mendapat dukungan penuh dari suami dan keluarga ku, sungguh ini sangat membantuku ". "Syukurlah jika begitu" , chatpun berhenti disitu. Hari ini tepat 22 hari aku menjalani peran baru ku "Ibu baru bagi seorang newborn" Namun, sepertinya aku terlalu terburu buru mengatakan hal indah pada temanku. Ada perasaan aneh yang aku sendiri bingung bagaimana aku harus menjelaskannya, t erutama pada suami ku.  Karna dia tau betul, ada perubahan, khususnya mood ku yang kadang naik turun, perasaan yang sangat sensitif sehingga aku sangat mudah untuk menangis. Bayi ku ... Entahlah, akhir-akhir ini dia sering menangis setiap malam, jam tidurnya pun berbalik, sehingga disaat semua manusia tertidur, maka aku harus terbangun menimang bayiku, sebagai bentuk