Diary
"Jika tak sanggup ucapkan, maka tuliskan"
Lebih kurang begitu lah kata ibu, ketika ibu pertama kali mengenalkan tentang buku "diary" pada ku
Aku hanya melihat bingung tentang buku kecil yang aku anggap aneh waktu itu
Aku masih berfikir apa yang bisa di tuliskan di buku sekecil itu ?
Dalam lamunan pertanyaan itu, suara ibu kembali menyadarkan ku
Aku masih berfikir apa yang bisa di tuliskan di buku sekecil itu ?
Dalam lamunan pertanyaan itu, suara ibu kembali menyadarkan ku
"Mulai sekarang apapun yang terjadi dengan kakak, apapun yang kakak rasakan, kakak tulis disini ya"
Aku fikir waktu itu ibu tidak mau lagi mendengar kan cerita ku, celotehan ku atau pun semua cuap cuap receh dari ku
Dan ternyata, aku baru sadar ibu mulai mengenalkan diary itu karna seiring bertambahnya usia ku, memaknai sendiri hal yang terjadi dalam hidup lebih menarik dibanding terus bercerita dan kembali mengeluh
Ada beberapa part di rentang kisah ku, yang terkadang membuat aku tersipu malu, jangan kan untuk menceritakannya, mengingatnya saja sudah membuat pipi ku memerah pada waktu itu, atau tentang pertemanan ku yang aku rasa ibu juga tidak perlu tau jika aku begitu kesal dengan teman ku, atau tentang bahagianya aku ketika deretan angka angka baik berderet di lapor ku
Dan buku diary ini dimulai dari tahun 2007 ketika aku kelas 6 SD dan berlanjut sampai sekarang
Setelah hampir 4 tahun berkutat dengan ilmu psikologi, aku baru tau ternyata menulis (katarsis) menerjemahkan rasa itu adalah salah satu terapi untuk mengontrol emosi seseorang, melampiaskannya pada hal hal baik yang nantinya akan menghasilkan sebuah tulisan
Cara ampuh untuk tetap menjaga emosi berada di titik "STABIL" bukan "LABIL"
Cara ampuh untuk tetap menjaga emosi berada di titik "STABIL" bukan "LABIL"
2007-2018
Aku kembali membuka lembaran demi lembarannya
Membaca kalimat demi kalimat
Dan menyadari bahwa "Aku bertumbuh, aku berproses dan aku berprogres"
Aku kembali membuka lembaran demi lembarannya
Membaca kalimat demi kalimat
Dan menyadari bahwa "Aku bertumbuh, aku berproses dan aku berprogres"
Ibu, makasih untuk satu buku diary yang menghasil kan diary ke diary berikutnya
Terimakasih untuk cara unik Ibu yang mengajarkan aku tentang proses, ternyata mambaca nya jauh lebih menarik dan membuat rasa syukur itu kembali berlipat
Terimakasih untuk cara unik Ibu yang mengajarkan aku tentang proses, ternyata mambaca nya jauh lebih menarik dan membuat rasa syukur itu kembali berlipat
(3 dari 5 buku diary, dari jaman ke jaman, 2 lagi lupa tarok mana 😂)
Komentar
Posting Komentar