New Mom

 



Beberapa hari lalu, seorang teman bertanya
"Bagaimana hari hari mu setelah menjadi ibu baru ?"
Lalu dengan yakin aku menjawab
"Aku bahagia, aku rasa aku berhasil melewati masa masa baby blues, karna aku mendapat dukungan penuh dari suami dan keluarga ku, sungguh ini sangat membantuku".

"Syukurlah jika begitu", chatpun berhenti disitu.

Hari ini tepat 22 hari aku menjalani peran baru ku
"Ibu baru bagi seorang newborn"

Namun, sepertinya aku terlalu terburu buru mengatakan hal indah pada temanku.
Ada perasaan aneh yang aku sendiri bingung bagaimana aku harus menjelaskannya, terutama pada suami ku. Karna dia tau betul, ada perubahan, khususnya mood ku yang kadang naik turun, perasaan yang sangat sensitif sehingga aku sangat mudah untuk menangis.

Bayi ku ...
Entahlah, akhir-akhir ini dia sering menangis setiap malam, jam tidurnya pun berbalik, sehingga disaat semua manusia tertidur, maka aku harus terbangun menimang bayiku, sebagai bentuk usahaku menidurkannya.

Dipelukanku, ia sangat tertidur pulas, namun jika sudah diletakkan di tempat tidur, dia langsung menangis keras.
Tidak hanya itu, bayiku adalah anak dengan nafsu makan yang cukup tinggi.
Aku bersyukur, sehingga aku tidak mengalami drama bayi kuning karna kurang asupan ASI.

Namun hal ini juga membuatku cukup stres,
karna dia selalu menangis meminta ASI setiap 30 menit sekali setiap malamnya, dan ini kadang menyakitkan bagiku, mengingat puting lecet yang sudah beberapa minggu ini aku alami.

Rasanya setiap malam adalah hari yang panjang.
Aku berusaha tidak membangunkan siapapun karna memang itu adalah waktu istirahat semua orang.
Aku menggendong bayiku sendiri, menidurkannya, dan menyusui meski sebenarnya aku butuh untuk tidur barang sekejap.
Di jam jam aku sangat ingin tidur, dia pun terbangun, kadang menangis ingin ASI, dan terkadang hanya ingin digendong sampai ia tertidur.

Mungkin bagi sebagian orang itu hal yang wajar.
Tapi tidak bagiku, di saat itu sungguh aku ingin memejamkan mata beristirahat sebentar.
Merasakan empuknya kasur, dan nikmatnya bantal bertemankan selimut.

Lalu, seketika aku berhasil menidurkan bayiku dalam gendongan, akupun mencoba menaruhnya, berharap bisa merasakan "tidur" meski dalam sejekap. 
Namun apa ?
Hanya dalam hitungan menit, bayiku kembali merengek, sesaat kemudian menangis kencang.

Entahlah...
Tiba tiba ada perasaan kesal yang muncul pada bayiku, aku membiarkan nya, sampai ia terkadang terisak karna sudah lama menangis. 
Aku menutup telinga bahkan menarik selimutku, menganggap seolah olah bayiku tidak ada.
Aku menggendongnya, namun dengan ayunan yang keras, berharap ia bisa ditaruh dan bisa tidur lebih lama.
Aku menggoyangkan badannya dengan keras, padahal sebenarnya aku tau itu berbahaya bagi saraf di otaknya.

Entahlah...
Emosi ini begitu cepat hadir.
Sehingga akupun sering menangis, mengingat hal yang aku lakukan pada bayiku
Menangis ketika suami ku bertanya "are you oke?"
Menangis karna merasa bersalah
Menangis karna aku merasa tidak pantas menjadi seorang ibu
Menangis karna aku merasa sendiri dalam berjuang
Menangis karna merasa tidak ada yang bisa memahami ku

Sejenak, aku kembali mengambil jeda dan menyadari peran ku saat ini.

"Baby blues" sebuah bahasan yang pernah aku bahas di bangku kuliah dulu
Ya, gejala itu akhirnya aku rasakan

Baby blues syndrom adalah suatu bentuk kesedihan atau kemurungan yang dialami ibu setelah melahirkan yang muncul sementara waktu yaitu sekitar dua hari sampai tiga minggu sejak kelahiran bayi.
Individu yang bersangkutan biasanya akan merasakan cemas tanpa sebab, mudah tersinggung, tiba-tiba menangis tanpa sebab, menjadi tidak sabar, tidak percaya diri terhadap kemampuannya menjadi seorang ibu, menjadi sensitif, dan merasa khawatir dengan keadaan bayinya.

Ya, aku rasa aku hampir berada di kondisi ini.

Namun, beruntung
Support disekitar ku sangatlah bagus
Ibuku yang mulai melihat ciri-ciri itu, langsung mengambil bayiku dengan segera jika ia kembali menangis kencang, memberiku waktu jeda dan menyuruhku istirahat barang sejenak.
Suamiku, selalu menanyakan kabarku, meski secara fisik ia tidak terlalu intens bisa menemaniku.

Bagaimanapun, ibu yang baru melahirkan sangat membutuhkan support dari suami dan keluarga sekitarnya.
Tindakan nyata adalah dukungan yang sangat dibutuhkan.
Kalimat-kalimat menenangkan perlu dihadirkan untuk kesehatan mentalnya.
Jangan terlalu banyak berkomentar, cukup hadir dan jika perlu tawarkan bantuan, agar ia mampu melewati fase fase berat baginya.


Nahya, maaf untuk bunda yang masih belajar ini
Terima kasih sudah hadir dan menerima bunda dengan apa adanya :")




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Barakallah Fii Umrik, Laki-laki Baik

Unconditional Love

Janji