RANDOM
Senin, 18 Maret 2019
Seperti biasa,
hari ini kuliah berakhir pukul 16.00 WIB, keadaan dimana energi hanya tinggal
sisa untuk menyelesaikan tugas-tugas yang harus di selesaikan.
Tugas untuk
persentasi besok masih setengahnya lagi, sehingga aku berencana
menyelesaikannya di kampus.
Biasa … Memanfaat
kan fasilitas kampus adalah jargon kami khususnya anak Profesi Psikologi.
“Pa, berasnya
diambil tuh di mobil, udah bejamur dari kemaren- kemaren gak diambil juga”, dengan nada becandanya yang khas
“Oh iya, Tin,
ambil sekarang aja kalo gitu”.
Percakapan
sebelum pulang di dalam kelas.
Namanya Tina.
Aku mulai
mengenalnya ketika pertama kali mulai belajar di kelas. Awalnya ini anak jaim
banget, so co-ol, kalem, bisa jadi sih. Dan ternyata aslinya ….. bener-bener
buat Happiness meningkat karna ada aja
tingkahnya yang buat ngakak.
Paling lucu kalo
di kelas. Tapi gitu-gitu emosinya paling mudah di sentuh. Cerita sedih dikit
aja, dia udah nagis duluan. Hahah
Dasar, “Guru
bahasa jawa ku”, aku menyebutnya, karna selalu transletin bahasa jawa ke indo
kalo dosen udah ngomong jawa di kelas, yang selalu ngetes kosa kata jawa yang
udah di ajarin. Banyak deh pokoknya.
“Opa ikut gak,
ada festival makanan di JCM pa”
“Gak ah tin, opa
disini aja”.
Hari ini aku
berusaha berdamai dengan kondisi mood dan tubuh yang lagi kedatangan tamu
bulanan. Kondisi paling tidak nyaman di hari pertama kedatangannya.
Aku pun
menyelesaikan tugas ku di kelas. Semua orang juga sibuk dengan diskusi kelompok
mereka, laptop atau hanya sekedar membaca buku bacaan. Padahal kelas sudah
usai.
17.00 WIB tepat,
menunjukkan 1 jam lagi adzan magrib berkumandang. Tugas ku pun selesai. Saatnya
bersiap siap untuk pulang.
Perjalanan pulang
juga diiringi berbagai mahasiswa lalu lalang yang juga ingin pulang sepertinya.
Tiba-tiba aku merasa sendiri, berjalan sendiri, dan seolah-olah lingkungan
sekitar sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
Langkah pun terus
aku konsistenkan, sembari kembali aku merasakan untuk kali ini aku benar-benar
merasa sepi. Aneh... Merasa sepi di keramaian.
Aku menghentikan
langkah kaki ku, menengadahkan kepala, melihat langit yang mulai diringi
magenta sore hari.
“Ahh … aku rindu”,
bisik batinku.
Sekelabat bayangan
ibu dan ayah muncul secara tiba-tiba
Kali ini,
perasaan sepi itu semakin menguat
“Aku benar-benar
rindu akan suasana rumah”
Lalu, hari ini
aku berbisik pada diri ku sendiri :
“Tetap sehat dan
semangat !!! Pada akhirnya, semua hanya tentang kamu dan diri mu sendiri.
Bermonolog memilih jalan pikiran sendiri, sampai mengalah dengan diri sendiri.
dan kembali berfikir untuk menikmati, ternyata ada bagian yang tak semua orang
mengerti tentang diri mu”
Aku bersyukur, selalu Allah
kelilingi dengan orang orang baik yang selalu menyayangi.
Komentar
Posting Komentar